Istilah dokter keluarga masih cukup asing di telinga
masyarakat awam di Pontianak. Bahkan bisa dikatakan masih sedikit masyarakat
yang pernah mendengar kata ini. Masyarakat Pontianak lebih akrab dengan kata:
dokter umum, dokter spesialis, atau dokter puskesmas. lalu apa dokter keluarga
itu?
Apa dokter keluarga itu?
dokter keluarga adalah dokter layanan primer atau
dokter umum yang menjalankan konsep kedokteran keluarga dalam praktek
kedokteran nya. Melakukan penanganan kepada pasien secara komprehensif,
holistik, dan menyeluruh.ada banyak aspek yang membedakan dokter keluarga
dengan dokter umum lainnya. Namun kali ini kita akan membahas 3 diantaranya
yaitu aspek pembayaran, aspek orientasi pelayanan, dan aspek tanggung
jawab yang dimiliki seorang dokter keluarga.
Aspek pembayaran/pembiayaan dokter
--->Dokter umum yang tidak menerapkan prinsip
dokter keluarga, mendapatkan dana untuk menutupi biaya operasional nya(sewa
tempat, gaji karyawan, bahan medis habis pakai, dan obat-obatan) dari sistem
fee for service. Ini berarti dokter akan mendapat bayaran untuk setiap kali pasien
berkonsultasi ke dokter atau bila dokter melakukan tindakan medis. Sehingga
dapat disimpulkan dokter akan lebih banyak pemasukan bila semakin banyak pasien
yang datang berkonsultasi.
---> Sedangkan dokter keluarga mendapatkan
pembiayaan dengan menggunakan kapitasi. artinya setiap dokter keluarga
mendapatkan pembayaran per bulan sesuai dengan jumlah keluarga yang dicover
oleh dokter itu. Semakin besar jumlah keluarga yang dicover, semakin besar
biaya kapitasi yang diterima. dana inilah yang digunakan oleh dokter untuk
menutupi biaya operasional. Semakin banyak anggota keluarga yang datang berobat
semakin besar biaya operasional yang dikeluarkan oleh dokter keluarga.
Sehingga pemasukan bagi dokter justru berkurang
Orientasi Pelayanan
→→Orientasi pelayanan
pada dokter umum yang tidak menerapkan prinsip dokter keluarga lebih kepada
aspek kuratif. Aspek kuratif secara sederhana berarti mengobati gejala yang di
alami oleh pasien. Karena aspek pembiayaan yang telah di bahas di atas (fee for
service), dokter cenderung berfokus pada menggali informasi tentang gejala yang
di alami pasien, menegakkan diagnosa dan memberi terapi. Dokter tidak begitu
menekankan aspek promotif(edukasi kesehatan) dan preventif (pencegahan
penyakit). Ini bukan di karenakan dokter yang tidak mau atau
tidak mampu, namun sistem fee for service mau
tidak mau mendorong seorang dokter untuk berfokus pada aspek kuratif.
→→ Sebalik nya,
sistem kapitasi pada dokter keluarga, mau tidak mau mengakibatkan dokter harus
berfokus juga pada aspek promotif dan preventif. Karena untuk meningkatkan
pemasukan yang di peroleh, dokter harus mengelola dana dengan baik. Bila
semakin banyak keluarga yang sakit, biaya operasional untuk pengobatan akan
semakin meningkat. Maka dokter akan berusaha memberikan edukasi kepada pasien
dan keluarganya tentang pentingnya Pola Hidup Bersih dan Sehat sebagai
pencegahan penyakit dan memberikan informasi yang sejelas jelasnya tentang
kondisi sakit yang d alami oleh pasien.
Tindak
lanjut terhadap pasien
→→Dokter umum yang tidak
menerapkan prinsip dokter keluarga, relatif lebih sulit melakukan tindak lanjut
terhadap pasien. Setiap dokter tentu sangat ingin melakukan follow
up terhadap terapi yang telah ia berikan kepada pasien nya, tapi karena tidak
ada nya ikatan antara dokter dan pasien menyebabkan dokter hanya bisa sebatas
menganjurkan pasien untuk melakukan followup. Sedangka dari pihak
pasien,cenderung akan enggan untuk mematuhi instruksi follow up tersebut.
Mengapa? Karena untuk datang ke dokter dan berkonsultasi kembali, pasien
harus membayar lagi biaya konsultasi. Oleh karena itu pasien cenderung
"bereksperimen" sendiri dalam memodifikasi terapi. Bila dirasakan
gejala membaik pasien akan menghentikan sendiri obat, namun bila dirasa belum
membaik, pasien akan membeli sendiri obat ke apotek.
→→Tidak
demikian bila dokter umum mempraktekkan prinsip dokter keluarga. Dalam
prinsip dokter keluarga, semua anggota keluarga yang tertanggung oleh seorang
dokter, dapat berkonsultasi kepada dokter tanpa perlu memikirkan pembayaran
kepada dokter. Karena dokter telah mendapatkan pembiayaan dari dana kapitasi
tiap bulan nya. Jadi dokter memiliki tanggung jawab untuk melakukan follow up,
dan pasien akan patuh karena tidak perlu memikirkan biaya konsultasi lagi.
Manfaat
bagi pasien bila memiliki dokter keluarga.
Demikianlah
perbedaan yang dapat kita amati bila seorang dokter umum menerapkan prinsip
dokter keluarga. Namun, apa manfaatnya bagi anda sebagai pasien? Berikut ini
manfaat yang bisa dirasakan oleh individu maupun keluarga yang di bina oleh
seorang dokter keluarga cukup banyak namun diantara nya yang akan kita bahas
adalah :
1.
Kemudahan berkonsultasi, lokasi praktek dokter keluarga biasanya dekat dengan
daerah tempat tinggal kita, sehingga akan sangat memudahkan bagi kita untuk
datang berkonsultasi dengan dokter keluarga.
2.
Ditangani oleh tenaga medis yg sama sehingga memiliki data rekam medis
yang lengkap. Saat ini masih ada kebiasaan "medical shopping" di
masyarakat awam, dimana Seorang pasien akan berobat secara berpindah-pindah
dari satu dokter ke dokter yang lain, hal ini menyebabkan catatan rekam medis
pasien terpencar-pencar ke banyak dokter, dan sulit untuk mendapatkan
data rekam medis seorang pasien secara utuh. Namun bila seorang pasien terus
berobat ke dokter keluarganya, maka data pengobatan, riwayat alergi dan banyak
data kesehatan ny bisa dicatat dengan baik pada satu data rekqm medis saja.
3. Lebih leluasa. Karena lebih sering bertemu dengan dokter keluarga,
kita tidak akan lagi merasa canggung atau takut atau kaku bila berkonsultasi
dengan dokter.
4. Mendapat pelayanan paripurna. Tidak hanya mendapatkan obat atau dapat
berkonsultasi, tapi kita juga dapat memperoleh informasi kesehatan,
penyuluhan dan edukasi berkesinambungap dari dokter keluarga
5. Tidak dipusingkan oleh biaya pengobatan. Seperti yang sudah di bahas di
atas, kita tidak akan diminta membayar lagi oleh dokter, kita hanya berkewajban
membayar biaya kapitasi per bulan.
6. Dilayani oleh tenaga medis yang memiliki standar pelayanan yang baik.
Untuk memenuhi syarat sebagai dokter umum yang menjalankan praktik dokter
keluarga, terdapat standar yang harus dipenuhi oleh seorang dokter, misalny
kelengkapan alat, pelayanan penunjang yang tersedia (lab, dll), latar
pendidikan tambahan dan banyak syarat lain nya. Jadi kualitas pelayanan yang
akan kita dapatkan juga akan lebih baik.
Aplikasi
dokter keluarga o/ bpjs
Dalam
melaksanakan Jaminan Kesehatan Nasional, BPJS kesehatan menerapkan prinsip
dokter keluarga untuk seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat I yang
bekerja sama dengan BPJS kesehatan. Hal ini dilakukan dengan harapan semua
warga negara imdonesia dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang baik dan
sesuai dengan prinsip-prinsip dokter keluarga.
Dr.
Eldi Jimmy Saragih merupakan salah satu dokter yang di percaya untuk menjadi
dokter keluarga BPJS Kesehatan. Bila anda merupakan peserta BPJS Kesehatan dan
berdomisili di Kota Pontianak dan sekitarnya, kami siap untuk menjadi dokter
keluarga anda, dan memberi pelayan paripurna yang prima bagi anda.
Terima
Kasih